RSS

Daily Archives: July 9, 2010

The Answer part.4

Hari ini aku sudah berjanji untuk menjemput gadis itu di rumah sakit. Dia sudah satu minggu disana dan dokter bilang dia sudah boleh pulang hari ini.

Eeteuk hyung pun sudah menemukan tempat tinggalnya di Seoul. Hanya sebuah apartemen kecil di pinggiran kota. Tapi cukup nyaman untuk ditinggali. Kemarin aku sudah menyuruh ajumma untuk membersihkan seluruh apartemennya.

“kau sudah siap Nia ssi?” tanyaku. ku lihat dia sudah berpakaian lengkap.

“ne…”

“kaja!” ajakku. Aku membantu membawakan tasnya.

“senangnya bisa menghirup udara luar.” jawabnya. Ia meloncat-loncat kegirangan.

“hei,hei… Kau masih belum sembuh benar…” ucapku. Dia hampir saja terjatuh jika aku tidak segera menangkapnya. Gadis ini benar-benar…

“jadi, dimana rumahku?” tanyanya setelah kami berada dalam mobil.

“sudahlah, sebentar lagi juga kau akan tahu.”  jawabku. Aku masih konsentrasi menyetir, jadi aku hanya meliriknya sekilas.

Saat mengantarkannya tak sengaja kami melewati tempat dia tertabrak waktu itu. Hei, apa dia mengingat sesuatu? Kenapa dia terus menatap tempat itu?

“hei, apa kau mengingat sesuatu?” tanyaku khawatir.

“tidak… Tapi entah kenapa aku merasa kenal dengan tempat itu. Sepertinya pernah terjadi sesuatu disana.” jawabnya tanpa mengalihkan pandangannya.

oh, tidak! Dia mengingatnya!!

“aa…err… Kami menemukanmu disana.” jawabku akhirnya. Semoga dia tidak menyadari wajahku memucat. Tuhan, maafkan aku karena telah membohonginya.

“oh…” ucapnya. di sisa perjalanan itu, kami tidak melanjutkan obrolan.

“apa kau rindu keluargamu?” tanyaku akhirnya. Aku tidak tahan dengan kekakuan ini.

Dia tersenyum getir.

“aku bahkan tidak tahu wajah mereka seperti apa.” jawabnya.

“ah, mianhae…”

“gwencana..”

“ah, lihat. Sebentar lagi kita sampai.” ucapku berusaha mengalihkan pembicaraan.

“benarkah?”

“ne, ini rumahmu…!!” ucapku setelah aku memarkirkan mobil.

“kaja!” ajakku.

Aku membukakan pintu untuknya.

“SURPRISE!!!”

“Eeteuk ssi, Donghae ssi, kalian disini juga?” tanyanya heran. Tapi jelas sekali ekspresinya menunjukkan kegembiraan.

“Ne, kami ingin menyambut kepulangan mu! Bagaimana? Kau suka dengan kejutan dari kami?” tanya donghae. Ada sebuah karangan bunga di pojok ruangan. Lalu tulisan yang sangat besar untuk menyambut kepulangan gadis itu.

“tentu saja. Terimakasih banyak.”

“ah, pasti kau sudah lapar kan? Ayo duduklah, kita makan bersama.” ajak Teukie hyung. Di meja sudah tersedia banyak sekali makanan. Sepertinya enak!

“Ne, ayo,ayo.” Donghae lalu merangkul gadis itu dan memandunya untuk duduk bersama mereka.

“Yah, apa kalian tidak melihatku?” tanyaku kesal.

“Eunhyukie, kau kan sudah terbiasa dengan kami. Kalo kau mau makan, ya makan saja.” jawab Teukie hyung. Benar-benar membuatku sebal. Gadis ini telah mengalihkan dunia mereka. Mereka ini… Aish…

Ya,ya… Kalian benar, ini memang salahku telah membuatnya masuk kedalam kehidupan kami. Tapi apakah mereka harus berbuat seperti ini terhadapku???

Gadis itu asyik dengan mereka, diapun sepertinya tidak menganggapku ada. Sekarang aku mengerti bagaimana perasaan Sungmin hyung. Maafkan aku hyung, aku janji tidak akan cuek padamu lagi… Mianhe…

Aku bosan, monyet sepertiku tidak akan tahan berdiam diri lama-lama. Mataku mulai menjelajah kesekeliling kamar. Ada rak buku di sudut, aku berjalan kesana.

“Nia ssi, sepertinya kau suka sekali membaca. Bukumu banyak sekali.” ucapku, tapi dia tidak menghiraukanku. Cih…

Aku lalu menjelajahi rak buku itu. Dan aku menemukan sebuah buku, mungkin album, yang tebal berwana biru safir. Di sampul depan tertulis 13elieve for their prom15e. Aku mengambilnya dari rak buku dan mencari tempat yang paling nyaman untuk membacanya. Begitu kubuka halaman pertama ternyata foto kami ketika kami masih 13 orang. Aku tersenyum melihatnya. Mengingat kembali masa2 indah kami bersama. Kubuka halaman selanjutnya. Isinya profil2 kami. Aku tidak mengerti, sepertinya ini bahasa Indonesia.

Aku melewatinya, toh aku sudah kenal siapa mereka. Kekeke~

Aku membuka halaman selanjutnya, ternyata fotoku. Ada tulisan disana. Apakah ini fanfiction? Sepertinya begitu. Kekeke~

Aku tidak menghiraukannya lagi, untuk apa? Akupun tidak mengerti. Aku membalik halamannya lagi. Masih fotoku, fotoku, dan fotoku. Di sisa halaman buku itu semua berisi fotoku. Baik dengan Donghae, Eeteuk hyung, Siwon, dan yang lain. Tapi semuanya fotoku.

“Nia ssi, sepertinya kau penggemar beratku.” ucapku masih terus memandangi buku biru itu. Mendadak ruangan menjadi sepi, dan tak lama kemudian mereka tertawa terbahak-bahak. Mereka tidak percaya padaku!

“Ini buktinya!” ucapku, seraya menunjukkan buku itu pada mereka.

“Nia ssi, kau masih ingat bahasa mu kan? apa ini fanfiction?” tanyaku, jariku menunjuk tulisan2 yang dia buat. Dia lalu membaca dengan serius. Tak lama kemudian mukanya berubah kemerahan.

“Apa yang kau tulis?” tanyaku lagi.

“tidak apa2. Hanya berita tentangmu. Kau benar, sepertinya aku penggemarmu.” jawabnya. Tapi setelah itu dia tidak berani lagi menatapku. Aku jadi penasaran, sebenarnya apa yang dia tulis?

“Ah! Apakah kau punya buku harian? sepertinya itu bisa..” aku langsung membekap mulut Donghae. Dasar bocah ini! Aku sedang membantunya menghindari masalah, kenapa dia malah membantu untuk memulihkan kembali ingatannya???!

“Wae?!”tanyanya. Aku memberinya isyarat agar diam saja. Donghae tidak menurut, dia malah memitingku.

“yah,yah! Ini rumah orang! Apa yang kalian lakukan?” ujar Teukie hyung. Donghae tersenyum penuh kemenangan karena berhasil mempermalukanku. Gadis itu tertawa.

“kalian benar2 lucu!” ucapnya. Seminggu ini belum pernah aku melihatnya tertawa lepas seperti itu. Sepertinya aku mulai terpesona padanya.

“Apa ini?” tanya Seunghwan hyung, manajer kami. Dia melemparkan koran padaku. Aku mengambil koran itu dan membaca headline nya.

EUNHYUK SUPER JUNIOR BERSAMA SEORANG GADIS DI RUMAH SAKIT

Disitu terpampang fotoku saat aku menjemput gadis itu dari rumah sakit. Dan yang dipajang adalah saat aku membantunya berjalan karena dia terjatuh saat berlarian saking gembiranya bisa keluar dari sana. Tapi dalam foto itu aku malah seperti sedang merangkulnya.

Aku membaca beritanya. APA???!!!!

“Hahahaha….Bagaimana mungkin mereka menulis berita konyol seperti ini?” ucapku tanpa bisa menghentikan tawa. Sumpah, selama aku menjadi idola, tidak pernah aku digosipkan sekonyol ini. Mereka bilang aku mengantarkan pacarku ke rumah sakit?! Periksa kehamilan?? Apa mereka lupa julukan ku di grup? Myeolchi si anak Tuhan bagaimana bisa menghamili seorang gadis di luar nikah??

“Lalu apa penjelasanmu? Mereka bahkan bilang kau sudah membelikan rumah untuknya.” ucap Seunghwan hyung.

Tawaku semakin meledak. Aku bahkan sampai terjatuh dari tempatku duduk.

“Apakah ini lucu?” tanyanya serius.

“Ah…ah…mianhe Hyung… Tapi aku benar2 punya penjelasan untuk ini.” ucapku, aku lalu menceritakan semua padanya.

“Jadi aku dan Donghae membantunya sampai hari ini pun karena kami merasa bersalah padanya.” ucapku jujur. Seunghwan hyung kelihatan berpikir.

“Sebenarnya tindakanmu tidak bisa dibenarkan. Tapi mengingat kejadian Kangin, aku setuju dengan cara berpikirmu.” ucapnya. Aku tersipu malu.

“Tapi… Rumah gadis itu sepertinya sudah diketahui media. Apa dia tidak apa-apa?” tanyanya.

“Astaga! Aku lupa!” ucapku. Aku benar2 belum memikirkan ini.

“baiklah-baiklah, hubungi dia. Jika dia diwawancara, suruh dia ceritakan yang selama ini kau tanamkan padanya.”

“Ne…” aku segera mengambil ponselku dan menghubunginya.

“Yobboseyo… Nia ssi bagaimana kabarmu?” tanyaku.

“Ah… Ne, apa kau sudah membaca koran pagi ini? Ya, aku hanya khawatir padamu. Mungkin wartawan akan pergi kesana untuk meminta konfirmasi darimu. Bersikap biasa saja. Ceritakan saja yang sebenernya terjadi. Gwencana? Ne.. Ne.. Mwo? Donghae bersamamu? Ah… Ne… Gamsahamnida…’ aku menutup telponnya. Entah kenapa dadaku agak sedikit sesak saat dia menyebut nama Donghae.

“bagaimana?” tanya hyung.

“dia bilang dia sedikit khawatir. Tapi Donghae sudah disana. Jadi sepertinya tidak akan apa-apa.’ jawabku.

“semoga saja…”ucap Seunghwan hyung khawatir.

Ternyata kekhawatiran Seunghwan hyung benar2 terjadi. Gadis itu dituduh berselingkuh dengan Donghae dan juga Teukie hyung. Karena dia ketahuan sedang bersama mereka. Padahal ini adalah cara kami untuk mengecoh mereka.Ini jelas-jelas akan menimbulkan kemarahan ELF. Apalagi fans Teukie hyung bukan hanya perempuan, tapi juga para pria! Aku benar-benar khawatir padanya.

“Nia ssi kau ada dimana?’ tanyaku. Aku menghubunginya karena cemas. Entah kenapa perasaanku sangat tidak enak malam ini. Aku sedang dijalan menuju apartemennya sekarang. Aku ingin memastikan dia baik-baik saja.

“Aku sedang dijalan, dari supermarket.” jawabnya dari sebrang sana.

“Ke supermarket malam-malam begini? Dengan siapa kau pergi?” tanyaku khawatir. Saat ini aku lebih ingin mendengar dia menjawab sedang bersama Donghae atau Teukie hyung daripada sendiri.

“Aku sendiri.”

“malam-malam begini?!”

“Gwencana… Aku sudah terbiasa..” ucapnya.

kyaaaaa…. Tiba-tiba aku mendengar suara teriakan.

“Nia ssi, Nia ssi…? Aishhh…. Sial! Dimana dia?!” Aku mempercepat laju mobil. Tuhan… Aku mohon lindungi dia.

Tak lama aku melihat dia berlari, beberapa pria mengejarnya. Aku mengikuti mereka. Aish…itu kan jalan buntu!

“yah! Apa yang kalian lakukan?!” ucapku setelah keluar dari mobil. sepertinya aku sedikit terlambat, mereka sudah mengepungnya. Aku segera berlari ke arahnya. Melihatku pria-pria itu terdiam.

Oh tidak! Jangan bilang mereka adalah fans Teukie hyung! Matilah aku!

“Ouw…ow…Ternyata Eunhyuk oppa yang datang… Kenapa? Kau masih mau melindungi pacarmu yang berkhianat ini hah!?” ucap salah satu dari mereka.

“Kalian salah mengira, dia bukan pacarku.” jawabku.

“Hah? Lalu apakah dia pacar Teukie oppa?’ wajah banci mereka mulai tampak. Tapi mereka benar-benar marah sekarang. Gawat! Sepertinya aku salah bicara!

“Bu…bukan… Dia bukan pacar kami. Aku berani bersumpah, sampai hari ini Teukie hyung belum punya pacar!” ucapku setengah berteriak.

“jinca?” tanya mereka tak percaya.

“Te…tentu saja. Untuk apa aku berbohong?” ucapku. Aku berusaha berakting setenang mungkin. Walaupun yang kubicarakan bukanlah kebohongan. Kekeke~

Mereka mulai tersenyum. Sepertinya mereka percaya padaku.

“baiklah kami percaya padamu… Bye, bye…” ucap mereka. Fiuh… Dasar banci!!

Aku berlari menuju gadis itu yang masih meringkuk di tanah.

‘”Nia ah… Gwencana?” tanyaku. Dia mengangguk pelan. Sepertinya beberapa pukulan sudah mendarat padanya. Bibirnya robek, ada beberapa memar ditubuhnya. Lututnya pun terluka karena jatuh. Bajunya sudah berantakan. apa mereka berniat memperkosanya? Sudah bernafsu pada perempuan, kenapa masih bernafsu juga pada kami?! Hiiy…!!

Aku melepaskan jaketku dan memberikan padanya. Dia menangis.

“Sudahlah tidak apa-apa… Tenanglah. Ayo, kuantar kau pulang.”

“Sakit?” tanyaku. Aku sedang mengobati luka-luka nya. Beberapa hari tidak kesini apartemen ini benar-benar berubah. Banyak sekali coretan di pintu depan. Kaca jendela pun pecah. Dan di tempat sampah banyak sekali surat ancaman. Elf benar-benar sudah keterlaluan!

“Lain kali jangan pergi sendiri lagi.” ucapku. Dia mengangguk. Air matanya masih terus terjatuh.

“Bagaimana kau menghadapi ini sendirian?’ tanyaku. Tapi dia hanya diam dan terus menangis.

“Sudah…sudah…” tanpa sadar aku memeluknya. Dan dia menangis semakin keras. Sepertinya beban yang dia pikul sendiri beberapa hari ini dia keluarkan semua. aku benar-benar ingin melindunginya. Tapi apa ini hanya rasa bersalah padanya?

Tiba-tiba dia melepaskan pelukanku.

“Mianhe..” ucapnya.

“Gwencana..” kami kembali kikuk. Aish… Suasana yang paling tidak kusukai. Apa dia juga seperti ini saat bersama Donghae dan hyung?

Aku segera menelpon Seunghwan hyung dan menceritakan kejadian tadi. Aku memintanya untuk membuat konferensi pers agar kejadian ini tidak terulang kembali. Hyung setuju. Dia akan mengatur jadwal untuk itu.

“Aku sudah menelpon manajer untuk mengatur konferensi pers.” ucapku pada gadis itu.

“Ne…gamsahamnida. Kalian sudah terlalu baik padaku.” ucapnya.

“Nia ssi, malam ini kau tidur di hotel saja ya. Aku khawatir ini akan terjadi lagi.” ucapku.

“Tidak usah… Aku akan baik-baik saja.” ucapnya.

“Kalau begitu aku akan menjagamu disini.” ucapku keras kepala.

“Eh? Eunhyuk ssi, kau sudah terlalu lelah untuk ini. Aku bsungguh tidak apa-apa.” tolaknya.

“Tidak, aku tidak akan membiarkanmu sendirian lagi.” ucapku. Semburat merah terlihat di wajahnya.

“Pantas saja mereka menjulukimu cassanova.” ucapnya seraya tersenyum.

“Bagaimana kau tahu?”

“Tentu saja aku membaca buku biru itu.” ucapnya. Fiuh… Syukurlah. Aku pikir dia sudah ingat.

“Tapi aku buka cassanova. Aku tidak ingin melihatmu sendirian lagi.” ucapku. Dia menunduk malu. Tidak, tidak, percayalah aku tidak sedang melancarkan jurus2 playboy padanya. Aku benar2 tulus.

Malam semakin larut. Aku benar2 lelah. Entah sudah keberapa kali nya aku menguap. Aku bersender di dinding. kulihat dia masih asyik menulis.

Hooooaahm…. Aku benar2 tidak tahan.

Aish… Aku ketiduran! Sebuah selimut terpasang di badanku.

“Kau sudah bangun?” tanyanya.

“Ayo kita sarapan.” ajaknya lagi.

Aku berjalan ke toilet untuk mencuci muka.

“Aaaarrrghh…. Apa ini???!!” aku kaget, setelah masuk banyak sekali darah disana. Sungguh menjijikan.

“Ada apa?” tanyanya seraya menghampiriku.

“Iuuuh… Apa ini?” tanyanya lagi.

“Jadi kau belum tau?” dia menggeleng. Hmph… Benar-benar…

“Yasudahlah, aku akan membersihkannya.” ucapnya cuek. Dia mengguyur darah itu dengan air. Aku membantunya. Kau tau kamar mandi itu berbau amis!

“Yup! Sudah bersih. Ayo kita makan!” ucapnya. Setelah mencuci muka aku mengikutinya.

“apa ini?” tanyaku.

“bubur, apa kau tidak tahu?” dia balik bertanya.

“tentu saja aku tahu. Tapi kenapa sarapan dengan ini?”

“ah… aku tau maksudmu. Entahlah, tiba2 saja aku ingin makan ini.” ucapnya. Dia lalu melahap buburnya.

Ponselku berbunyi.

“yobboseyo? Baiklah, ne… Araesso..”

“Nia ssi, besok kita akan jumpa pers. Kau bersiaplah.”

“baiklah.”

“maafkan aku. Ini semua karena aku kau menjadi seperti ini”

“sudahlah, kalian sudah terlalu baik padaku. Tidak seharusnya kau meminta maaf.” ucapnya. Aku malah semakin merasa bersalah. Tuhan… Maafkan aku…T-T

“sehari ini ikutlah bersamaku.” ucapku tiba-tiba.

“eh? Kemana?”

“aku ingin menunjukkan laut padamu.”

“laut?”

“ne…”

entah kenapa aku  ingin sekali mengajaknya kesana. Kalian pasti berpikir aku adalah Donghae kan? Tidak, tidak, aku masih Eunhyuk. Tapi aku sangat ingin mengajaknya ke laut. Laut kan bukan hanya milik Donghae.

“laut… Laut itu seperti apa?” tanyanya.

“mmh… Banyak air.” jawabku.

“oh…” hanya itu reaksinya. Apa dia juga lupa seperti apa laut itu?

Akhirnya kami sampai. Pantai sedang sepi. Syukurlah.

“wah… Apakah ini laut? Indah sekali…” ucapnya riang.

aku duduk di pasir dan dia bermain2 dengan air. Aku seperti punya adik. Tingkahnya seperti Donghae. Donghae? Hei, apa yang sudah dia ajarkan padanya??

“Eunhyuk ssi, terimakasih telah mengajakku kemari.” ucapnya sambil terengah-engah. Dia berlari menuju tempat ku.

“duduklah.” ucapku seraya menepuk pasir  disebelahku. Dia menjatuhkan dirinya di pasir.

“kau tahu?” ucapnya.

“aku senang sekali bisa kehilangan ingatanku.”

apa?

“aku menemukan diary ku kemarin, dan aku sudah tahu alasanku datang dan tinggal disini. Sepertinya sekarang aku bisa pulang dengan tenang.” lanjutnya.

“apa kau menghindari sesuatu disana?” tanyaku penasaran.

“sepertinya begitu. Ada seseorang yang menyakitiku. Dan membuatku tidak bisa melangkah maju. Aku kesini untuk melupakannya. Dan berhasil! Aku benar-benar lupa sekarang!” ucapnya, dia terkekeh.

“jika aku bertemu dengan si penabrak itu, aku akan mengucapkan terimakasih padanya.” lanjutnya lagi.

“kau ini aneh…” ucapku tiba2. Dia menatapku.

“ah maaf…” tapi dia hanya tersenyum.

“tidak usah khawatir. Diriku yang dulu sudah menceritakan semuanya padaku. Aku sudah tahu seperti apa diriku.” ucapnya.

“maksudmu?”

“lewat buku harian.”

“ah… Araesso…”

kami disana sampai matahari terbenam. aku lupa kapan terakhir kalinya aku sebahagia ini. sangat menyenangkan bisa menghabiskan waktu bersamanya.

Wartawannya banyak sekali. Berita kali ini benar-benar menyedot perhatian masyarakat lebih dari lamaran Shindong hyung kemarin. Aku, Donghae, dan Teukie hyung sudah siap. Gadis itupun sudah kami jemput.

“sudah waktunya.” ucap Seunghwan hyung. Kami masuk ruangan konferensi. Blitz kamera tak henti2 nya menyala. Kami duduk di tempat yang sudah disediakan. Teukie hyung yang bicara lebih dulu. Gadis itu duduk disampingku. Dia kelihatan gugup. tanpa sadar aku menggenggam tangannya. Tangannya basah, sepertinya dia sangat gugup.

Dia menoleh dan tersenyum padaku.

“lalu Eunhyuk ssi, bagaimana kejadian malam itu?” tanya wartawan.

“ne? Ah, iya, jadi malam itu aku dan Donghae ssi sedang jalan-jalan. karena jalanan sudah sepi aku mengizinkan Donghae yang menyetir. Dan kami menemukannya tergeletak di pinggir jalan. Kami segera membawanya ke rumah sakit. Tapi ternyata dia mengalami amnesia dan karena dia berasal dari luar negeri kami memutuskan untuk membantunya sampai pulih.” jawabku.

“jadi itu alasannya kalian sering terlihat bersama?”

“tentu saja. Karena jadwal kami padat,kami bergantian menjaganya di rumah sakit.” jawabku.

“Nia ssi, bagaimana perasaan anda bisa dibantu idola seperti mereka?” tanya wartawan itu

“mmh… Aku senang. Mereka sangat baik. Tapi sejujurnya aku tidak kenal mereka.” jawabnya.

Wartawan tertawa.

Ssebelum aku cerita bahwa kami adalah Super Junior. Dia menganggap kami orang biasa. Tapi setelah kuceritakan, dia tetap tidak tahu siapa Super Junior.’ ucap Donghae. Tawa kembali meledak di ruangan itu.

“jadi kami mohon kepada para elf, kasihi dia juga. Dia tidak punya siapapun di Korea. Bahkan diapun lupa siapa temannya disini. Jadikanlah dia teman kalian.” ucap Teukie hyung. Kata-katanya menjadi penutup jumpa pers kali ini. Kami berhasil!

tunggu part selanjutnya…

 
Leave a comment

Posted by on July 9, 2010 in fanfiction

 

Tags: , ,